Dari Seminar Pokjaluh, Perbedaan Supaya Jadi Spirit Perkokoh Persatuan

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Rembang – Perbedaan bangsa Indonesia jangan jadi bagian yang bisa memantik kita hidup  bercerai berai. Akan tetapi keragaman itu menjadi spirit untuk memperkuat persatuan yang kita sebut Bhinneka Tunggal Ika.

Hal itu di sampaikan Muthmainah, Ketua Kelompok Penyuluh Agama Islam Kemenag Rembang, mengutip sambutan Afif Mundhir dalam live streaming di youtube Penyuluh Jawa Tengah, Selasa 13/8/2022 yang bertajuk “Peta Jalan Moderasi Beragama”.

Acara yang di ikuti lebih dari seribu Penyuluh Agama di wilayah Jawa Tengah ini, menurut Muthmainnah sangat penting, sebagai motivasi dan pembekalan bagi para Penyuluh Agama.

“Alhamdulillah, peserta live streaming kali ini sangat banyak. Ini cermin sebuah kesadaran sebagai Penyuluh, agar selalu meningkatkan pemahaman tentang moderasi beragama,” jelas Mutmainah, saat di temui seusai mengikuti acara ini bersama PAH di KUA Pancur.

Sri Setyaningsih, PAH KUA Pamotan sangat bersyukur juga mengapresiasi setelah mengikuti tersebut.

“Alhamdulilah, banyak ilmu yang saya dapat hari ini. Kajian yang sangat dalam dan berkelas juga di sampaikan para narasumber yang luas wawasan keilmuannya, bisa memberi motivasi saya sebagai Penyuluh Agama Islam untuk memberi bimbingan kepada masyarakat. Terimakasih Pak Mashun, ketua Pokjaluh Jawa Tengah atas ilmunya tentang moderasi beragama,” katanya saat diminta tanggapannya.

Di tempat terpisah, Nur Khasanatun Nikmah Penyuluh Agama Islam KUA Sedan, mengaku bangga mempunyai ulama hebat yang moderat.

“Keharmonisan dalam berbangsa dan bernegara ini tidak lepas dari jasa ulama-ulama, Kyai-kyai kita yang moderat, Sungguh beliau – beliaulah yang berjasa besar, karena selalu mengajarkan bagaimana cara beragama dan bernegara yang benar. Tidak seperti mereka  sekelompok kecil yang sering membenturkan agama dengan negara,” kata Nikmah seusai acara.

Endang Iswahyuni, PAH KUA Sarang, menilai acara ini sangat bermanfaat. Menurutnya, Penyuluh sebagai ujung tombak Kementerian Agama, hendaklah mampu memberi pemahaman tentang toleransi dan moderasi beragama. Jangan sampai indahnya kebersamaan bangsa ini, tercabik-cabik oleh kebodohan mereka yang menginginkan perpecahan bangsa tercinta ini.

“Apalagi kita umat islam yang notabene nya sebagai mayoritas, maka kita lah yang menentukan dan paling bertanggungjawab dalam menjaga keamanan dan kenyamanan bangsa ini sampai kapan pun. Negara ini memang berdasarkan Pancasila, akan tetapi tidak ada satu pun yang bertentangan dengan agama. Karena ini hasil ijtihad dan konsensus para pendahulu bangsa ini,” tegasnya.

(Gus Man/rf)