Klaten – Balai Diklat Keagamaan (BDK) Semarang bekerja sama dengan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Klaten menyelenggarakan Diklat di Tempat Kerja (DDTK) Revolusi Mental selama 5 hari (29 Mei – 2 Juni 2017) yang bertempat di Aula Al Ikhlas Kemenag Klaten yang diikuti 35 orang pegawai yang terdiri dari Kasi, Kepala Madrasah, Kepala KUA, Kepala TU Madrasah, dan pegawai lain di lingkungan Kankemenag Kabupaten Klaten, Senin (29/05).
Masmin Afif, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Klaten dalam sambutan pembukaanya mengatakan, sasaran yang ingin dicapai dalam DDTK Revolusi Mental ini terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) yang mampu bekerja dengan mengedepankan sikap dan cara pandang yang optimistik dalam menata masa depan yang berprestasi dan produktif serta mewujudkan integritas, serta kerja keras dengan penuh semangat.
“Pemerintah Indonesia sekarang ini mempunyai keinginan untuk mewujudkan bangsa yang mandiri dan berdikari. Revolusi Mental, sebuah cita-cita yang ingin diraih dalam mewujudkan bangsa yang mandiri dan berdikari. Revolusi mental adalah Gerakan seluruh rakyat Indonesia bersama pemerintah untuk memperbaiki karakter khususnya ASN dan bangsa menjadi Indonesia yang lebih baik ” katanya.
Revolusi mental tentu harapannya semua akan bermuara kepada bagaimana ASN dapat meningkatkan profesionalisme dan kinerja pelayanan kepada masyaraka
“Revolusi mental juga bertujuan untuk merubah pola pikir (mindset) negatif menjadi positif dan membentuk manusia Indonesia yang berkarakter. Revolusi mental suatu keharusan, agar bangsa menjadi sejajar dengan bangsa lain,” tambah Kakankemenag Klaten.
Perilaku bisa diubah, mental dan karakter bisa dibangun. Kita bisa membuat Indonesia menjadi lebih baik dengan memulai Revolusi Mental dari diri sendiri, sejak saat ini.
Hal senada juga disampaikan Nafiudin dari BDK Semarang, Diklat Revolusi Mental merupakan program semua kementerian. Momentum untuk bangkit lebih baik dari sekarang, seiring prestasi kerja ASN
Harapan pemerintah dengan revolusi mental, kinerja agar lebih baik, karena dengan melihat kondisi masyarakat yang heterogen, masyarakat agar tambah aman dan tenteram serta meningkat dalam berbagai sendi, tuturnya. (aj/Wul)