Rembang – Dialog merupakan salah satu cara yang paling efekt untuk menjaga toleransi antar umat beragama. Dialog dapat menciptakan sikap saling menghargai antar pemeluk agama yang berbeda.
Demikian dikemukakan oleh Pengurus FKUB Provinsi Jawa Tengah, Pendeta Bambang Pujiyanto dalam kegiatan Dialog Lintas Agama yang diadakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah di Hotel Gajah Mada, Kamis (18/10/2018). Dialog ini menghadirkan narasumber pengurus FKUB Provinsi Jawa Tengah, Bambang Pujiyanto dan Sekretaris Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme ( FKPT) Provinsi Jawa Tengah, Syamsul Huda.
Acara dialog ini menghadirkan 40 peserta tokoh agama dan organisasi keagamaan, antara lain FKUB, Kesbangpolinmas, Polres, Kodim, MUI, PCNU, Muslimat NU, Muhammadiyah, Aisiyah, Walubi, PHDI, Makin, Paroki, BKSG, LDII, MTA, dan undangan lainnya.
Menurut Bambang, dialog adalah cara untuk menciptaan kehidupan yang penuh dengan toleransi dan penghargaan atas perbedaan yang ada di masyarakat. “Dialog itu membangun kesadaran bahwa dalam beragama itu tentu ada kesamaan maupun perbedaan yang tidak dapat diingkari,” ungkapnya.
Dengan berdialog, sambungnya, kita juga bisa menemukan kesamaan nilai-nilai maupun permasalahan unuversal, yang harus ditanggapi oleh pemeluk agama berkaitan dengan kemanusiaan, kebenaran, keadilan, HAM, dan persaudaraan. “Dalam hal berkehidupan sosial, nyatanya ada hubungan dan ketergantungan satu sama lain,” lanjutnya.
Salah satu peserta kegiatan ini, Ketua MUI Kabupaten Rembang, H. Munib Muslich mengatakan, toleransi sangat perlu dilakukan untuk menjaga kerukunan umat beragama. Namun demikian, toleransi ini hendaknya tidak melanggar norma agama pemeluknya. Seperti halnya mengikuti perayaan hari agama tertentu. Menurutnya, toleransi adalah membiarkan umat lain beribadah, tanpa kita harus ikut beribadah mereka pula,” paparnya. — iq/bd