081128099990

WA Layanan

081393986612

WA Pengaduan

Search
Close this search box.

Dialog Tokoh Agama Klaten Untuk Keutuhan NKRI

Klaten – Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Klaten mengadakan kegiatan  Dialog Tokoh Agama dalam rangka mensyukuri Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI ke 72 Republik Indonesia (RI) tahun 2017 yang diikuti oleh 100 tokoh agama di Klaten yang bertempat di Rumah Makan Bu Mayar Klaten, Selasa (29/8).

Dialog yang berlangsung selama sehari ini dengan tema Menangkal  Pemahaman  Keagamaan Yang Mengancam Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) secara resmi di buka oleh Plt Kepala Kesbangpol Klaten, Wahyudi Martono, dihadiri Kapolres AKBP M Darwis , Dandim 0723/ Klaten Letkol Infantri Bayat Jagat.

Wahyudi Martono mengatakan, agama bukanlah bendera atau simbol politik kekuasaan tetapi lebih berkonotasi pada nilai-nilai luhur yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kemanusiaan. Semua agama menganjurkan kedamaian bukan mengajarkan aksi kekerasan yang menghancurkan kemanusiaan.

Perlu diwujudkan pola hubungan dialogis dan komunikatif antara pemeluk agama guna merumuskan paradigma sosial yang diambil dari nilai keagamaan, yang akan berimplikasi pada penguatan masyarakat dalam kerangka membangun bangsa dan negara, ujar Wahyudi.

Plh. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Klaten, M Yusuf mengharapkan, agar kegiatan pertemuan dialog tokoh agama dan pemuka masyarakat seperti ini bisa berlangsung secara rutin dan ada tindak lanjutnya yang berkesinambungan.

“Semoga Pemkab Klaten kedepannya terus memfasilitasi acara seperti ini, karena kegiatan seperti ini banyak sekali manfaaat yang didapat untuk keutuhan NKRI dalam mengisi kemerdekaan ini,” harap Yusuf.

Sementara itu Ketua FKUB Klaten, Syamsuddin Asyrofi mengemukakan, peran tokoh agama dan tokoh masyarakat sangat penting, diantaranya memberikan keteladanan, pendidikan dan pengajaran agama yang utuh, informasi yang benar, seimbang dan kontekstual. Karena Indonesia dihuni oleh masyarakat yang beragama baik agama, bahasa, adat istiadat, etnik, budaya. Ajaran Bhinneka Tunggal Ika harus mewarnai pendidikan dan pengajaran.

“Untuk bisa mengajarkan hal tersebut, tokoh agama dan tokoh masyarakat harus memahami realitas hidup yang pruralis dan multikulturalis,” kata Syamsuddin.

Sebagai narasumber diantaranya Pendeta Harno Sakino dari Kristen, materi Menangkal Pemahaman Keagamaan Yang Membahayakan NKRI- Sebuah Pemahaman dari Sisi Agama Kristen, Val Bambang Setyawan dari Katholik, materi Mensyukuri Rahmat 72 Tahun Indonesia Merdeka, Perspektif Katholik,  Wisnu Hendratta  dari Hindu materi Tanggung Jawab dan Keselarasan Dalam Berbangsa dan Bernegara, serta Pendeta Sirinyano Sri Puryono materi Upaya Mempertahankan NKRI Menurut Agama Hindu.(nf_aj/wul)

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
Skip to content