Klaten- Perkemahan ini merupakan kegiatan yang rutin digelar setiap tahunnya. Hasil dari kemah ini dapat membentuk karakter siswa yang berakhlakul karimah, membina kerjasama yang baik antara siswa dan lingkungannya.
Harapan tersebut disampaikan Kepala MTsN Jatinom, Sunyata dalam pembukaan Perkemahan Akhir Tahun (PRATA) Gerakan Pramuka Gudep 10.87-88 MTsN Jatinom tahun pelajaran 2016/2017, kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari (14-15 Mei 2017). Diikuti oleh seluruh anggota pramuka penggalang tingkat Ramu atau siswa kelas VII sebanyak 303 siswa, bertempat di lapangan Dodiklatpur Rindam IV Diponegoro Danguran Klaten Selatan, Minggu (14/5)
“Kegiatan perkemahan dengan motto Satyaku Kudharmakan, Dharmaku Kubaktikan dapat mendidik siswa tentang pentingnya kedisiplinan secara ilmu dan mental keagamaan,” tandas Sunyata.
Kepala Madrasah mengatakan bahwa pembekalan kepada siswa-siswi tidak hanya dapat dilakukan melalui kegiatan belajar mengajar di ruangan kelas saja, namun juga perlu melalui kegiatan ekstrakurikuler.
Dengan kegiatan ekstrakurikuler ini siswa-siswi peserta perkemahan dididik untuk mampu mengamati dan menyikapi keadaan secara langsung, terarah, dan terpadu serta dapat memupuk sikap menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat agar kelak kalian terbiasa melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi sesama, agama dan negara, katanya.
Anggota pramuka yang mengikuti kemah dapat mencanangkan lima nilai budaya, yaitu integritas, profesionalitas, inovasi, tanggung jawab dan keteladanan.
Adik Ihtisarwan selaku Pembina mengatakan, “kami berupaya memasukkan nilai-nilai kebudayaan, kebersamaan, persaudaraan, percaya diri, tanggung jawab, kedisiplinan, dan jiwa patriotisme serta nasionalisme dalam agenda-agenda kegiatan yang telah dan akan berlangsung.”
Adapun lomba yang dilaksanakan dalam perkemahan yaitu kultum, memasak, hasta karya, Cerdas Tangkas Pramuka (LCTP), Hiking/Wide Game, Tenda Terbalik dan pentas Seni, jelas Adik.
Selain itu ada kegiatan yang berbentuk “Bumbung Kemanusiaan” merupakan kegiatan penggalangan dana dari peserta kemah berupa uang logam dua ribu rupiah yang dimasukkan ke wadah bambu, untuk diserahkan kepada warga/organisasi kemasyarakatn di sekitar lokasi kemah yang membutuhkan, serta dilanjutkan dengan kegiatan kebersihan lingkungan.
Kami berharap perkemahan menjadikan benteng bagi para siswa agar tidak mudah terpengaruh oleh pergaulan-pergaulan yang negatif, serta peduli sosial untuk tolong menolong dengan penuh ikhlas.(ny_aj/Wul)