Guru Agama Katolik Berperan Membentuk Karakter Masyarakat

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Klaten – Sebagai guru Agama Katolik harus punya peran ganda tidak hanya sekolah saja, tetapi di masyarakat juga. Bisa menjadi contoh di masyarakat, membentuk karakter masyarakat yang baik. Di masyarakat, pendidikan iman yang pertama kali itu adalah di dalam keluarga. Kalau di dalam keluarga anggota keluarga merasa nyaman, betah dan menemukan kerinduan untuk bisa pulang kembali ke rumah ini berarti suasana di dalam keluarga sangat mendukung untuk perkembangan iman anak-anak,” demikian ditegaskan Penyelenggara Katolik Kemenag Klaten JB Heru Kristomo dalam pembinaanya dihadapan 90 guru Agama Katolik PNS dan non PNS se Kabupaten di Gereja Maria Assumpta Klaten (9/3).

Heru mengatakan, menyikapi perkembangan kemajuan yang dicapai saat ini, peran guru sebagai salah satu tenaga kependidikan memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar dalam membentuk karakter peserta didik agar memiliki kecerdasan spiritual, intelektual, linguistik dan kepribadian sehingga ia mampu hidup bersama dengan yang lain dan mampu menyesuaikan diri dengan kemajuan dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat.

Selanjutnya, peran guru agama Katolik adalah figur manusia yang menempati posisi dan memegang peranan penting dalam pendidikan. Ketika semua orang mempersoalkan masalah dunia pendidikan, figur guru mesti dilibatkan dalam agenda pembicaraan terutama yang menyangkut persoalan pendidikan formal di sekolah. Hal itu tidak dapat disangkal, karena lembaga pendidikan formal adalah dunia kehidupan guru. Sebagian besar waktu guru ada di sekolah, sisanya ada di rumah dan masyarakat.

“Guru sebagai figur sentral dalam dunia pendidikan, khususnya dalam proses belajar mengajar. Sehubungan dengan ini, setiap guru sangat diharapkan memiliki karakteristik (ciri khas) kepribadian yang ideal sesuai dengan persyaratan yang bersifat psikologis-pedagogis”, tandasnya.

Profesi guru, terlebih guru agama merupakan sosok yang begitu dihormati, guru adalah harapan orang tua ketika putra/putrinya menuntut ilmu di sekolah.

“Dengannya siswa-siswi tidak hanya belajar mata pelajaran yang diwajibkan saja, melainkan secara tidak langsung belajar budi pekerti, akhlak, sopan santun, dan pelajaran hidup lainnya di masyarakat. Oleh karenanya, guru berperan penting dalam pendidikan mental anak bangsa”, jelas Heru.

Heru mengahrapkan agar Guru Agama Katholik melakukan inovasi untuk menambah ilmu pengetahuan, selalu belajar dan belajar dengan mengikuti regulasi yang ada, meningkatkan keilmuan untuk mutu pendidikan.

Ditambahkan Heru, tidak dipungkiri kemajuan di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi sekarang ini telah berpengaruh pada seluruh aspek kehidupan manusia. Salah satu kunci untuk menangani persoalan bangsa yang besar adalah iman.

Rusaknya pemerintahan dipicu karena telah meninggalkan iman. Mereka yang telah meninggalkan iman tidak memberi kasih. Sebaliknya justru malah mencari kelemahan sesama. Guru agama Katolik, harapnya membawa nilai keagamaan dengan semangat nasionalisme karena dalam NKRI tentunya harus sama-sama menghargai,”harap Heru.(aj/wul)