Guru Dan Penyuluh berperan dalam menjaga NKRI

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Rembang – Rapat Koordinasi penyuluh Agama Kristen Protestan dan Kristen Katolik yang diadakan di  SMK Yos Sudarso Rembang, akhir pekan lalu. Dihadiri Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rembang, Atho’illah, serta tamu undangan lainnya.

“Sebagai guru, kita tidak hanya menyampaikan ilmu saja, namun juga mempuyai tugas untuk mendidik siswa, terlebih  dalam era globalisasi saat ini,” ujar Atho’illah.

Globalisasi saat ini sangat berpengaruh rentan terhadap anak. Utamanya dampak negatif, di mana pergaulan dunia nyata, bahkan maya sering luput dari perhatian guru dan orang tua. “Globalisasi ini bisa memberikan pengaruh positif juga negatif. Maka dari itu, pendampingan kepada pelajar dalam membentengi moral pelajar harus dilakukan sejak dini. Karena dengan moral lah, mereka akan bisa meneruskan pembangunan bangsa,” tegas Atho’illah

lanjut Atho’illah, generasi pelajar diharapkan juga menjadi generasi yang bisa mempertahankan keutuhan NKRI. Upayanya adalah dengan belajar bersungguh-sungguh, dan tidak mudah terpancing isu-isu yang dapat memecah belah persatuan bangsa.

Estafet pemegang kepemimpinan bangsa bergantung pada generasi muda sekarang sebagai penerus bangsa. sehingga para pelajar yang kini tengah menggali ilmu di bangku sekolah. Oleh karena itu, guru harus mampu berperan untuk menyiapkan generasi sebaik mungkin, bukan hanya soal ilmu pengetahuan, tapi juga memberikan pemahaman kepada peserta didik akan kondisi globalisasi saat ini.

Terkait kualitas guru, Atho’illah meminta untuk meningkatkan kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan kompetensi sosial.

Dalam kesempatan tersebut, diserahkan pula Surat Keputusan Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah kepada para empat penyuluh Katholik Non PNS, yaitu Sumanto, Paulus Widodo, Susanawati, dan Angela Dina Puspitasari.

Kepada penyuluh, Atho’illah berpesan agar bisa mengedukasi masyarakat dan memberikan pengarahan yang menyejukkan, tidak memancing kontroversi yang berbau SARA. “Kami harap penyuluh bisa menguatkan masyarakat untuk menjaga keutuhan NKRI dalam kebhinnekaan dan keragaman masyarakat,” pungkasnya.(ss/bd).