implementasikan Kurikulum Merdeka, MAN 2 Rembang Gelar Tes Diagnotis

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Rembang – Sebagai implementasi kurikulum merdeka, MAN 2 Rembang mengadakan tes diagnotis dan AKMI bagi siswa kelas X dan XI.


Penerapan kurikumum merdeka ini berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Nomor 3811 Tahun 2022, MAN 2 Rembang ditetapkan menjadi Madrasah Pelaksana Implementasi Kurikulum Merdeka Tahun Pelajaran 2022/2023.


Tes Diagnostik yang diikuti seluruh siswa kelas X. Kepala MAN 2 Rembang, Kasnawi mengatakan, dalam kurikulum ini, pada jenjang kelas X belum ada penjurusan.


Tes Diagnostik ini berlangsung selama dua hari, Senin sampai Selasa (19-20 September 2022. Tes terbagi dalam tiga sesi dengan berbasis kertas. Pada hari pertama mata pelajaran yang diujikan meliputi Matematika, Kimia, dan Geografi. Sementara di hari kedua terdapat Fisika, Ekonomi, dan Biologi.
Pada waktu sama juga diselenggarakan AKMI atau Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia yang merupakan program dari Kementerian Agama. Asesmen ini menyasar seluruh siswa kelas XI. MAN 2 Rembang menjadi satu dari 25 madrasah di Jawa Tengah yang menjadi piloting AKMI pada jenjang Madrasah Aliyah (MA).


AKMI berlangsung di laboratorium komputer dengan empat ruangan yang masing-masing terdapat proktor dan pengawas. “Sebenarnya AKMI diselenggarakan selama dua hari. Namun karena keterbatasan jumlah perangkat computer, maka total pelaksanaan berlangsung selama empat hari, 19 – 22 September 2022.
Pada hari pertama materi yang diujikan meliputi Literasi Membaca dan Literasi Numerasi. Hari kedua terdapat materi Literasi Sains, serta Literasi Sosial Budaya dan Profil Keunggulan dengan setiap hari terdapat dua sesi.

Joko Siswanto, proktor pelaksanaan AKMI menjelaskan tujuan diadakan AKMI ini adalah untuk mengukur tingkat kemampuan dan kompetensi siswa; apakah bagus, sedang atau kurang. Nanti hasilnya terbagi menjadi lima tingkatan atau level.


Menurutnya, karena yang diujikan semua adalah literasi, maka diperlukan semangat membaca. Maka gemar membaca itu penting dalam AKMI karena soal-soalnyanya cukup panjang, bacaan semua, dan jumlahnya banyak.


“Kalau tidak suka membaca cenderung asal menjawab tanpa mau tahu isi bacaan. Untuk itu kita berharap hasil AKMI kali ini bisa memuaskan dan pelaksanaan tahun depan bisa lebih baik lagi,” pungkas guru Sejarah tersebut. – huda/iq/rf