MAN 2 Rembang — Tampak dalam sebuah video seorang pembawa berita atau news anchor sedang membacakan berita mengenai bencana banjir di Jakarta. Dalam video berdurasi dua menit tersebut, sang news anchor berbicara dalam bahasa Inggris.
Video tersebut bukanlah dari cuplikan berita di televisi maupun media online. Sosok pembaca berita tersebut merupakan siswi kelas XII MAN 2 Rembang. Membacakan berita dalam bahasa Inggris tersebut merupakan bagian dari ujian praktek mata pelajaran Bahasa Inggris bagi siswa kelas XII.
Selain sebagai nilai ujian praktek, kegiatan ini tentu juga sebagai upaya untuk semakin mengasah kemampuan siswa dalam berbahasa Inggris. Hal ini dirasa cukup efektif dan siswa menjadi tidak bosan karena adanya suasana baru dengan diminta untuk membacakan sebuah berita dalam bahasa Inggris.
Siswa berpakaian layaknya seorang pembaca berita profesional di televisi. Busananya juga memakai pakaian formal bukan lagi seragam sekolah. Hal ini untuk semakin menambah kepercayaan diri. Kemudian berhadapan dengan kamera dan mulai membacakan naskah berita yang diselingi dengan video kondisi di lapangan.
Guru mapel Bahasa Inggris, Khusnul Khotimah menjelaskan, setiap siswa wajib membuat video tersebut untuk mendapatkan nilai ujian praktek. Bahan berita yang dibaca tersebut terdiri dari teks wajib dan juga pilihan. “Untuk pakaian yang digunakan, proses editing saya serahkan kepada masing-masing siswa. Sekaligus untuk menggali kreativitas mereka,” ujar Khusnul saat dimintai keterangan di ruang kerjanya, Sabtu (12/3/2022).
Naskah berita disediakan oleh guru, sedangkan video Khusnul juga menyediakan contohnya dan siswa bisa mencari video lain yang sesuai. Untuk kriteria penilaian terdiri dari penampilan/performance, pronunciation/pengucapan, kreativitas, serta kesesuaian antara isi berita dengan gambar atau video.
“Tugas tersebut dikumpulkan lewat whatsapp, jika ukuran video terlalu besar dikirim lewat tautan googledrive. Tentu saya mengapresiasi semua hasil karya siswa tersebut. Hasilnya ada bagus bahkan melebihi ekspektasi saya,” pungkasnya.
Sementara itu salah satu siswa, Fitria Maulidah mengaku cukup antusias dalam proses pembuatan tugas video ini. Ia berlatih melancarkan berbicara dalam bahasa Inggris supaya mendapatkan hasil yang maksimal. Ida, panggilan akrabnya mengaku tugas membuat video merupakan hal sangat ia nantikan.
“Memang pertama karena saya menyukai hal yang berhubungan dengan editing, jadi saya anggap bisa memanfaatkan skill dan bisa berusaha agar lebih baik dalam pekerjaan ini,” ungkap Ida yang pernah menjadi juara favorit lomba film pendek se Jawa Tengah tersebut.
Ia menambahkan bisa mengambil manfaat dari kegiatan ini. Pertama supaya nilai ujian prakteknya bisa maksimal. Kedua ia mendapatkan banyak kemampuan baru mulai dari cara menjadi presenter ataupun tentang pembacaan berita. Terlebih lagi dalam bahasa Inggris karena ia mengaku jarang melihat berita dalam bahasa Inggris.
Ketika ditanya mengenai kesulitannya, Ida menjawab bukan pada proses pembuatan dan editing video, tapi lebih di pronounciation yang diucapkan. Ia mengaku masih ada pronoun yang kurang pas. Selain itu setiap siswa juga harus bisa mengatur diksi, dan ritmenya sendiri.
“Untuk proses edit saya memakai aplikasi capcut setelah sebelumnya saya merekam video dan suara sendiri. Semua menggunakan smartphone android, dan selesai dalam waktu kurang lebih 30 menit,” ujar siswi kelas XII IPS 3 tersebut.
Kemampuan dan kecakapan berbahasa Inggris sangat dibutuhkan saat ini ketika memasuki era teknologi 4.0 bahkan 5.0. Dengan kemampuan berbahasa asing ini akan menjadi bekal besar dalam menghadapi persaingan global karena menjadi bahasa internasional.(huda/iq/rf)