Rembang — Kemenag Rembang – Menggunakan internet itu hampir dilakukan semua khalayak, tetapi menkonsumsi berita yang benar itu tidak banyak yang mengerti. Apalagi di tahun 2023 ini, tahun menjelang pemilu, tentu banyak berita saling menyudutkan satu sama lain. Itu pentingnya, kita harus berpikir ulang, bagaimana agar kita menjadi anak bangsa yang cerdas dalam bermedia sosial.
Hal itu disampaikan Hartiningsih, PAH KUA Sumber di depan siswa siswi kelas 9 SMPN 2 Kaliori, Sabtu 29/7/2023 dalam rangka menindaklanjuti program Penyuluh Informasi Publik (PIP) mengambil tema Menangkal Berita Hoax di Media Sosial.
Hartiningsih adalah satu peserta dari Kemenag Rembang pada Rekrutmen Penyuluh Informasi Publik (PIP) yang diselenggarakan Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) & Kemenag di Balai Diklat Keagamaan Semarang, 27/2 – 4/3/2023. Dan selanjutnya dituntut memberi sosialisasi sebulan 2X sampai bulan Desember 2023.
Lebih lanjut, Hartiningsih menyampaikan hasil survey MASTEL yg dilakukan kepada responden dalam waktu 48 jam mengatakan bahwa berita hoax yg terjadi diantaranya:
1. Berita bohong yg disengaja (90.3 persen)
2. Berita yg menghasut (61,6 persen)
3. Berita yg tdk akurat (59 persen)
4. Berita ramalan ( 14 persen)
5. Berita yg menyudutkan 12,6 persen.
“Berdasarkan survey tersebut, maka sosialisasi ini bentuk pemerintah melakukan revolusi mental bagi kaum muda, terutama bagi pelajar. Agar penggunaan internet dengan benar bisa tertangani dengan maksimal di usia dini,” ucapnya.
Terakhir, perempuan yang juga dosen UIN Salatiga ini menyampaikan 5 tips agar bisa terhindar dari hoax diantaranya
1. Memeriksa ulang judul berita provokatif.
2. Meneliti alamat situs web.
3. Membedakan fakta dan opini.
4. Cermat membaca korelasi foto dan caption yang provokatif.
5. Ikut serta dalam komunikasi daring.
“Maka ada rumus untuk menangkal berita hoax, yakni Cakap yaitu Cerdas Kreatif dan Produktif dalam bermedsos,’ jelas perempuan yang berpendidikan S2 dan hafidhoh qur’an.
Sementara itu Kepala SMPN 2 Kaliori berserta jajaran pendidik sangat mengapresiasi adanya peran Penyuluh Agama dalam keikutsertaan berbagi ilmu kepada para siswa.
“Kami senang sekali dan menyampaikan terimakasih, atas ilmu yang sangat berharga bagi anak didik kami. Semoga kegiatan semacam ini bisa berkelanjutan,” ucap Yadimin, guru bidang kesiswaan.
Di tempat terpisah, ketua Pokjaluh, Hj Mutmainah mengaku bangga dan menyambut positif kegiatan tersebut. Menurutnya, sangat realistis, Penyuluh Agama sebagai ujung tombak perjuangan bangsa dan agama harus menjadi pionir dan tauladan bagi anak muda. “Itu pentingnya kecerdasan menjadi hal yg harus kita pegang teguh. Dengan selalu semangat belajar dan memanfaatkan internet secara baik dan tepat guna, aman, sesuai etika, norma, dan budaya kita yang luhur,” pungkasnya. (GusMan/iq/rf)