Rembang — Hari kedua Sekolah Kerukunan Lintas Agama (Salam), panitia mengadakan outbond. Pada sesi ini, peserta diajak bermain games seru yang menantang.Â
Beberapa permainan tersebut yaitu jaring laba-laba, kapal Karam, boom, striping Stones, dan tiang listrik.Â
Pada setiap permainan, ada keseruan-keseruan di dalamnya. Pada jaring laba-laba, peserta ditantang untuk melewati lubang jaring dan tidak diperbolehkan mengenai Anggota badan. Sementara pada boom, para peserta bersama-sama memindahkan air dari ember satu ke ember lainnya dengan dikaitkan tali.Â
Pada permainan kapal Karam, peserta diminta untuk membalikkan alas yang mereka injak. Satu alas tersebut sempit dan diinjak oleh sekitar 10 peserta. Adapun pada tiang listrik, peserta diminta memindahkan susunan ban yang telah ditulisi angka dan disusun kembali dengan ketentuan panitia.
“Pada steping Stones, peserta bersama-sama berjalan di atas batu tanpa saling terjatuh,” kata salah satu panitia, Sutejo.
Dijelaskannya, semua permainan menggambarkan perilaku peserta untuk menyusun strategi dan kerja sama dalam memecahkan masalah. “Dalam kehidupan antar umat beragama, sering ditemukan masalah. Permainan ini adalah gambaran untuk memecahkan nya,” kata panitia lainnya, Ali Muhyiddin.
“Yang paling susah adalah kapal Karam, di mana kami harus membalikkan alas yang kami injak, dan kami tidak boleh keluar dari alas itu,” kata Ani, salah satu peserta.
Kegiatan sekolah kerukunan lintas agama ini diadakan selama dua hari, Jumat-Sabtu (26-27/10/2018) di lingkungan Kankemenag kabupaten Rembang. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Kankemenag kabupaten Rembang bekerjasama dengan FKUB Kabupaten Rembang ini berlangsung sukses. Kegiatan ditutup oleh ketua FKUB Kabupaten Rembang, Masyhuri. — iq/bd