Rembang (29/3) —Gerakan radikalisme saat ini masih perlu diwaspadai. Meskipun telah banyak teroris yang berhasil ditangkap, namun faham radikalisme ini masih menjadi bahaya laten yang bisa muncul sewaktu-waktu di tengah-tengah masyarakat.
Demikian dikemukakan oleh Kepala Seksi Bimas Islam Kankemenag Kabupaten Rembang, M. Mahmudi dalam pembinaan dai Kamtibmas yang diselenggarakan oleh Polres Rembang di aula Polres Rembang, pagi tadi.
Acara ini dihadiri oleh puluhan penyuluh PNS dan non PNS. Selain Mahmudi, bertindak sebagai narasumber adalah Kasat Intelkam Polres Rembang, Anton Wiyono.
Mahmudi mengatakan, pemunculan gerakan radikalisme ini perlu diawasi oleh penyuluh agama yang sudah tersebar di setiap kecamatan, hingga desa. “Salah satu tugas Penyuluh Agama Islam adalah memonitor daerah-daerah pedesaan dari gerakan radikalisme. Sebab, doktrin ini bisa menyerang siapa saja,” kata Mahmudi.
Sebaliknya, penyuluh juga bertugas agar tidak membuat keadaan masyarakat menjadi radikal. Ia meminta penyuluh menyampaikan ajaran Islam yang membawa kemaslahatan bagi masyarakat. Bukan memprovokasi hal-hal yang bisa menimbulkan perpecahan bangsa.
Mahmudi menyadari, dewasa ini banyak didapati faham-faham aliran di dalam suatu agama, termasuk Islam. Namun Mahmudi mengharapkan agar hal itu tidak menimbulkan perpecahan di masyarakat. “Perbedaan itu sudah ada sejak zaman khalifah. Munculnya golongan-golongan dalam Islam sudah dimulai sejak timbulnya kelompok khawarij, Syi’ah, dan Murji’ah,” terang Mahmudi.
Sementara Anton Wiyono memaparkan tentang ancaman radikalisme bagi Kesatuan Negara Republik Indonesia. Menurutnya, pengikut faham radikalisme ini mempunyai anggapan ajaran mereka adalah yang paling benar. “Yang tidak cocok dengan mereka disalahkan, dan dikafirkan,” katanya.
Anton juga memaparkan kondisi keamanan daerah Rembang. Menurutnya, ada potensi konflik di Rembang. Namun semua harus bisa diantisipasi. “Penyuluh mempunyai peran yang besar untuk mengkondusifkan masyarakat demi menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat,” pungkasnya.-(ss/bd)