BLORA – Penyuluh Fungsional kemenag Blora wilayah Kunduran dan Todanan, Nunuk Inayatul berperan aktif dalam menggelar diklat standarisasi bagi guru TPQ dengan metode tilawati yang diikuti dengan penuh antusias oleh sekitar 26 ustadz ustadzah TPQ kecamatan Ngawen, Kunduran dan Todanan bertempat di Masjid Miss Anam Kunduran, Blora.
Nunuk Inayatul Ulya, Penyuluh Fungsional yang merupakan penggagas diklat Tilawati bekerjasama dengan team tilawati Cabang Blora menyampaikan bahwa metode tilawati merupakan salah Satu Di antara metode pengajaran alquran yang menawarkan suatu sistem pembelajaran Alquran yang mudah, efektif, dan menyenangkan demi mencapai kualitas bacaan Al Quran yang Tartil dan lancar.
Menurutnya, pada saat ini banyak sekali metode yang digunakan dalam membaca Alquran, baik itu metode iqra, yanbua, tilawati, qiroati, dan al baghdadi, namun pihaknya berusaha menerapkan metode yang lebih mudah untuk dipahami bagi Ustadz dan ustadzah TPQ yang ada di tiga kecamatan tersebut supaya bisa dilaksanakan di masing masing TPQ yang ada.
Selain itu, metode tilawati menggabungkan tehnik pengajaran secara klasikal dan cara membaca yang benar melalui tehnik baca simak, sehingga pengelolaan kelas lebih efektif serta dengan seni yang indah didengar dan mudah diterima peserta pelatihan.
“Untuk meningkatkan mutu, Sebanyak 26 orang ustadz/ustadzah tpq mengikuti diklat standarisasi guru Al Quran metode tilawati dengan penuh antusias karena kami ingin ada kesamaan metode pengajaran yang mudah dipahami santri TPQ”paparnya serius.
Sementara itu, Ahmad Rohsikin S. Pd.I selaku pembina tilawati cabang blora menambahkan, kegiatan pelatihan ini juga bertujuan untuk menciptakan kemampuan pengajar TPQ agar di lapangan mampu membangkitkan semangat santri dalam membaca, memahami dan mengamalkan alquran, mengingat TPQ merupakan lembaga untuk mewujudkan generasi muda yang qurani dan melestarikan nilai nilai Al Quran di tengah zaman yang sudah berkembang pesat ini.
“kami berharap pelatihan ini akan menumbuhkan semangat guru TPQ untuk menerapkan metode yang mudah dipahami siswa sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan menarik minat serta variatif”paparnya.
Kepala kankemenag Blora, Nuril Anwar melalui Kasi Bimas Islam Maspuin menyampaikan bahwa penyuluh memang menjalankan fungsinya untuk menghidupkan TPQ di masing masing wilayah binaannya sehingga sangat positif sekali diklat penerapan standarisasi pembelajaran TPQ melalui metode tilawati tersebut sehingga ustadz ustadzah mempunyai konsep pembelajaran yanng mudah dipahami bagi dengan pembelajaran secara bersama sama.
“kami memang ingin memakmurkan masjid dan TPQ sehingga sangat bagus diklat ini dan mudah mudahan kecamatan lainnya bisa memunyai konsep pembelajaran yang terpadu sehingga siswa TPQ bisa memahami pembelajaran dengan baik”ungkapnya. (Nunuk/Ima/bd).