Rembang – Peran serta Penyuluh Agama Islam (PAI) dalam ikut memberi bimbingan dan pemahaman agama yang benar di tengah masyarakat memang sangat butuhkan. Terebih dalam memahami dalil-dalil Alquran dengan benar.
Seperti halnya yang disampaikan Sri Setyoningsih PAI KUA Pamotan, saat ngaji bareng di acara Selapanan Silaturahim Jam’iyyah Mudarosatil Qur’an Lil Hafidhot (JMQH) Kecamatan Pamotan, Ahad 19/03/2023 di desa Bedog Pamotan.
Di depan 30 ibu-ibu penghafal Qur’an, Sri Setyoningsih membaca kitab tafsir Al Jalalain ayat 10 – 11 surat Al Baqarah membahas hati orang kafir dan munafik ketika turunnya Alquran kepada Nabi Muhamad. “Ini ayat menjelaskan orang-orang kafir dan munafik yang mengingkari dan ragu akan nasehat dan kebenaran Al-Quran,” jelasnya.
Itu sebabnya, lanjutnya, Allah menyebut di hati mereka ada penyakit. Maka Allah menjadikan hati mereka lebih parah lagi. Sebab mereka mengingkari Alquran. Maka mereka berhak mendapat balasan siksa yang sangat menyakitkan.
Lebih lanjut, ia menjelaskan keagungan Al-Quran. “Karena Al-quran adalah kalamullah yang menjadi petunjuk jalan kebenaran agar manusia bisa hidup bahagia di dunia dan akhirat. Tapi orang orang kafir telah menutup hati, sehingga tidak bisa menerima kebenaran Al-Quran,” jelas Pengasuh Pesantren Tahfidh Amwarul Qur’an Assuniyah Pamotan.
Di sampaikan, Orang-orang kafir selalu berselisih dengan anjuran Al-Quran. Mereka masih merasa benar juga merasa telah melakukan hal yang baik. Padahal sebenarnya mereka telah rusak ibadahnya, rusak prilakunya dengan menyembah berhala. “Seperti halnya yang termaktub di ayat 11 surat Al Baqarah,” pungkasnya.
Sementara itu ketua JMQH Pamotan, Romlah dalam sambutannya merasa senang atas ngaji bareng tafsir al-Qur’an ini. “Ini adalah progam JMQH pusat, agar para Hafidhot tidak hanya hafal saja, akan tetapi sedikit banyak harus faham kandungan Al-Quran,” pungkasnya. — gusman/iq/rf