Klaten – Sebanyak 74 SD/MI Muhammadiyah Klaten dalam wadah JSM (Jaringan Sekolah Muhammadiyah) mengadakan kegiatan pawai ta'aruf dalam rangka menyambut tahun baru Islam 1440 H yang dipusatkan di Kecamatan Trucuk, (10/9). Mereka ikut ambil bagian dalam pawai MIM Puluhan Trucuk, disamping pawai ta'aruf yang diiringi dengan Drum band MIM Puluhan, mereka juga mengadakan baksos kepada anak yatim dan masyarakat miskin sekitar MIM Puluhan, antara lain masyarakat dukuh Babad, Sudimoro, Puluhan, Miri dan Mojo sawit.
Kepala MIM Puluhan Trucuk, Surasa mengatakan, MIM Puluhan merupakan salah satu madrasah swasta favorit dibawah binaan Kementerian Agama Kabupaten Klaten, yang setiap tahunnya selalu mengikuti dan berperan penting dalam memperingati 1 Muharam.
“Siswa madrasah sebagai pelopor amar ma’ruf dan nahi mukar, pelopor perdamaian, kerukunan dan toleransi. Sehingga ini membuktikan kecintaan siswa terhadap madrasah dan mewujudkan apa yang madrasah inginkan sekaligus harapan dari madrasah,” tandas Surasa.
“Dimana dalam tahun baru Islam tahun ini, kita dianjurkan menyambutnya dengan melakukan perenungan syukur atas umur panjang yang diberikan Allah SAW dengan jalan bertobat seperti, yang masih nakal, berakhlak buruk, kurang belajar, kurang rajin belajar, malas membaca, belum berprestasi, malas sholat, suka melawan orang tua dan semuanya itu harus dapat dirubah sehingga akan menjadi lebih baik,” katanya.
Islam juga memiliki tahun baru Hijriah yang perlu dilestarikan dan ditumbuhkan kepada generasi umat muslim sebagai ajang introspeksi diri.
“Melakukan introspeksi diri, dimana waktu yang sudah lewat tak akan lagi mungkin bisa kembali, sehingga apa yang belum sempat diperbuat di hari kemarin, melalui 1 Muharam kita bisa per buat menuju kesempurnaan. Ingat tahun baru Hijiriah itu berarti kita pindah dari keadaan kurang baik, menuju ke keadaan baik, agar kita termasuk orang-orang yang beruntung di dunia dan akhirat,” ajak Surasa.
Tetapi hal terpenting pada kegiataan ini yaitu untuk menumbuhkembangkan nilai-nilai keagamaan kepada generasi muda sejak dini, sehingga lebih mencintai Islam.
“Perayaan pawai ta’aruf jangan hanya dijadikan seremonial saja, tetapi perlu juga dibarengi dengan peningkatan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT,” ucapnya.
Surasa menambahkan, menanamkan siswa agar ada rasa kasih sayang, empati dan peduli serta mau membantu kepada fakir miskin dan menyayangi anak yatim. Maka sebanyak 426 siswa yang didampingi bapak ibu guru memberikan beras, minyak, mie dan sebagainya kepada masyarakat miskin dan anak yatim.(aj/sua)