Rembang – Innalillahi wa inna ilaihi raaji’un. Kota Lasem kembali berduka. Setelah kepergian Nyai Hj. Muhimmah Thoyfur beberapa waktu lalu, masyarakat Lasem dan sekitarnya pada khususnya, dan bangsa Indonesia pada umumnya, kehilangan seorang ulama perempuan asal Desa Soditan, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, yaitu Nyai Hj. Azizah Ma’shoem.
Mbah Zah, begitu beliau akrab dipanggil, menghembuskan nafas terakhir pada Ahad malam (10/12) pukul 21.35 WIB di RS Tlogorejo, Semarang pada usia sekitar 90 tahun. Mbah Zah merupakan putri kandung dari salah satu pendiri tokoh NU, KH Ma’shoem, Lasem.
Jenazah Mbah Zah dikebumikan di komplek makam Masjid Jami’ Lasem pada Senin (11/12) pukul 13.00 WIB. Ribuan masyarakat sekitar dan ribuan santri dari berbagai daerah di Indonesia nampak tumpah ruah, berjejal memenuhi halaman dan komplek pesantren Ponpes Al-Hidayat, Soditan, Lasem, hingga menuju lokasi pemakaman.
Mbah Zah tutup usia setelah didiagnosa menderita sakit tulang kaki dan terpaksa harus dioperasi. Setelah lima hari dirawat pasca oprasi, pada Minggu siang, dikabarkan kondisi tubuhnya mengalami penurunan, sedangkan detak jantungnya meningkat.
“Awalnya beliau sehat saja, setelah lima hari dirawat setelah oprasi awalnnya baik-baik saja. Setelah engelnya di oprasi ternyata ada kaitannya dengan jantung. Kemarin saya mendapatkan kabar dari kakak saya di Semarang beliau kondisinya mendadak menurun, sedangkan detak jantungnya meningkat, ” kata Gus Zaim saat di hubungi wartawan.
Bagi masyarakat Lasem dan sekitarnya, ulama perempuan ahli fiqh sangatlah kharismatik. Ribuan santrinya merasakan kehilangan yang amat mendalam. Karena beliau termasuk ulama yang begitu memperhatikan santri-santrinya. — ss/bd
Â