Rembang – Menumbuhkan sikap tanggung jawab pada siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara dan pendekatan dalam pembelajaran, salah satu metode yang diterapkan MTs Negeri 2 Rembang setelah memasuki pembelajaran tatap muka adalah memberikan life skill ternak lele pada siswa.
Selama Pandemi-Covid 19 sejak tahun 2019, banyak fasilitas madrasah yang terbengkalai, dan atas ide kreativitas beberapa guru dengan melihat tong-tong sampah yang hanya tergeletak begitu saja akhirnya dimanfaatkan untuk ternak lele mengisi kejenuhan di masa pandemi.
Sejak akhir tahun 2019 hingga saat ini (2022) ternak lele dengan memanfaatkan tong-tong sampah sudah 4 kali panen dimana hasil panen dibeli oleh kalangan guru-guru MTs Negeri 2 Rembang dan hasilnya digunakan kembali untuk pembelian bibit dan makanan lele. “Saat ini siswa sudah aktif melaksanakan pembelajaran tatap muka, sehingga kami melibatkan siswa untuk kegiatan ternak lele ini,” ujar Makhim Arisanto selaku Wakamad bidang Kesiswaan Ketika diwawancara Senin (14/3/2022).
Lebih lanjut Aris menyampaikan, siswa juga perlu dibekali kemauan dan jiwa berwirausaha. Salah satunya adalah usaha ternak lele dengan harapan kegiatan ini bisa menjadi bekal dan motivasi untuk berwirausaha di kemudian hari.
Aris juga menjelaskan, tugas siswa yang mengikuti kegiatan ini adalah mulai belajar mengamati secara langsung pertumbuhan dan perkembangan ikan lele. Dalam waktu kurang lebih 4 bulan kedepan siswa juga diberi tanggung jawab untuk memberi pakan, menguras air dan mengganti dengan air yang bersih serta mengontrol kebersihan kolam hingga pada tahap panen dengan bimbingan dan arahan guru pendamping.
Apresiasi
Kepala MTs Negeri 2 Rembang, Muhammad Yunus Anis memberikan apresiasi positif atas kegiatan yang dibuat untuk melatih jiwa kewirausahaan siswa. “Dengan belajar di outdoor dimungkinkan akan lebih mudah diterima oleh siswa, secara tidak langsung siswa dapat belajar dan menambah pengetahuan tentang proses bagaimana budidaya dan ternak lele,” ungkap Yunus Anis.
Yunus Anis juga berharap melalui kegiatan ini siswa dapat termotivasi untuk berwirausaha dan mengembangkan usaha serta menumbuhkan jiwa yang dapat berkreatif dan mengembangkan jiwa entrepreneur dengan memiliki bekal life skill dan keterampilan.
Yunus Anis juga berharap sekaligus memberikan tantangan, aka nada kolaborasi dengan guru mapel IPA untuk memanfaatkan dan mengolah sisa-sisa makanan siswa sendiri untuk dijadikan fermentasi pupuk organik cair. Sehingga mampu mengurangi limbah-limbah makanan atau jenis lampah lainnya yang setiap harinya banyak dijumpai di sekitar madrasah. (Wient/iq/rf)