Rembang – Ratusan jamaah tarawih keliling dibuat tertawa terpingkal oleh penceramah kondang asal Semarang, KH Duri Ashari. Kyai sepuh tersebut didapuk untuk mengisi tausiyah usai tarawih keliling yang berlangsung di Pendopo Museum Kartini pada Rabu malam (6/6/2018).
Tarling putaran ke-9 ini diadakan sekaligus memperingati Nuzulul Qur’an. Turut hadir dalam acara tersebut Bupati Rembang, H. Abdul Hafidz, beserta jajaran pejabat Forkopimda, termasuk Kakankemenag Kabupaten Rembang, Atho’illah. Hadir pula ratusan ASN, TNI, dan Polri di lingkungan Kabupaten Rembang.
Setiap pesan yang disampaikan kyai asal Tanah Putih, Kota Semarang tersebut selalu disambut tawa oleh para hadirin. Penyampaian ceramah tersebut tentunya tidak membuat jenuh jemaah, justru ingin selalu mendengarkan ceramahnya.
“Engkang jenengan senengi teng Nabi Muhammad niku nopone? Agamane, rupane, nopo napane? (Yang anda sukai dari Nabi Muhammad itu apanya? Agamanya, wajahnya, atau apanya?),” seru KH Duri.
Lebih lanjut, KH Duri Ashari menyampaikan inti tentang peringatan Nuzulul Qur’an, terutama keutamaan Al-qur’an. Disampaikannya, Al-qur’an yang menjadi pedoman hidup Umat Islam harus selalu dibaca dan diamalkan.
Disampaikannya, ada dua cara mencintai Al-qur’an, yaitu: mengenal dan mencintai yang membawa Al-qur’an, yaitu Nabi Muhammad SAW, serta mengetahui isi kandungan Al-qur’an.
Dijelaskannya lanjut tentang cara mencintai Nabi Muhammad. “Bagaimana kita mencitai Nabi Muhammad, sementara kita belum pernah melihatnya?,” seru KH Ashari.
Menurut Kyai ini, ada dua cara mencintai, yaitu mencintai dengan penglihatan dan mencintai dengan hati/tanpa penglihatan. “Mencintai dengan hati ini lah cara kita mencintai Nabi Muhammad,” tandasnya.
Lalu disampaikan pula alasan kia mencintai Nabi Muhammad. Yaitu, Nabi Muhammad pembawa Mu’jizat di antaranya Al-qur’an, Nabi Muhammad mempunyai satu tingkat lebih rendah dari Allah SWT, dan Nabi Muhammad pemberi syafaat di hari kiamat. —iq/bd