Rembang – Penyuluh Agama Islam Honorer (PAH) adalah corong Kementerian Agama. PAH menjadi ujung tombak dalam memberi edukasi kepada masyarakat dan diharapkan bisa memberi warna tersendiri bagi lingkungan masing-masing.
Seperti hal yang dilakukan oleh salah satu PAH KUA Kecamatan Pamotan, Sri Setyaningsih. Perempuan yang akrab disapa Tia ini mmepunyai majelis taklim dengan berbagai kegiatan mengaji, tartilan, sorogan hafalan Alquran, juga beberapa kitab kuning. Masyarakat sekitarnya dari anak-anak usia dini sampai orang orang dewasa sangat antusias mengikuti pengajian yang diadakan setia Rabu, dimulai sejak pukul 13-00 WIB – 16 30 WIB.
Disampaikan pada satu kajian, Rabu (9/2/2022), Tia menyampaikan kajian Kitab hadist rRiyadhus Sholihin, Tia menerangkan bab kedua tentang taubat.
“Taubat dalam segi bahasa adalah kembali. Setelah seseorang melakukan kesalahan atau meninggalkan kewajiban itu pada dasarnya ia telah menjauh dari Allah. Kemudian ia taubat atau kembali lagi mendekat Allah dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya,” papar Tia.
Taubat ada dua. Pertama, kata Tia, memohon ampunan atas kesalahan kepada Allah. Yang kedua, memohon ampunan atas kesalahan yang pernah di perbuat dengan sesama manusia. “Taubat yang kedua ini lebih berat daripada berhubungan dengan Allah secara langsung,” sambung Tia.
Tia mengatakan, penyuluhan yang diberikan kepada masyarakat sudah merupakan tanggung jawab sebagai penyuluh Kementerian Agama. “Lebih dari itu, berbagi ilmu kepada masyarakat adalah kewajiban saya. Semoga menjadi amal ibadah dan menjadikan spiritual masyarakat menjadi lebih baik,” kata Tia. — iq/rf