MAN 2 Sragen Gunakan Metode FTL Untuk Mendukung Program BTQ

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Sragen-Dewasa ini perkembangan kemampuan membaca alquran sudah sangat menggembirakan, seiring dengan beragamnya metode praktis dan cepat untuk membaca alquran. Namun hal yang perlu disayangkan adalah seringkali kemampuan membaca alquran tidak diimbangi dengan kemampuan menulisnya.

Melihat kondisi kurangnya kemampuan menulis alquran dengan baik, MAN 2 Sragen melalui guru Qur’an haditsnya, Faisal mencoba mengatasinya dengan metode follow the line (FTL).

“Metode FTL adalah metode dengan menebalkan tulisan arab yang telah tercetak samar” jelas Faisal. Beberapa siswa menganggap metode ini tidak layak untuk siswa MA, “seperti anak TK Pak”, ujar Faisal menirukan siswanya.

Metode penulisan Al-Qur’an FTL ini, menekankan pada teknik menulis dengan mengikuti garis dari kanan atas menuju ke kiri atau ke bawah. Tidak dibenarkan menulis dari arah sebaliknya, meskipun bagi siswa yang bertangan kidal sekalipun. Metode ini dirancang bagi anak yang sudah bisa membaca Al-Qur’an tapi belum bisa menulis huruf Al-Qur’an dengan baik dan benar. Atau bisa juga untuk anak yang belum bisa membaca sama sekali, dengan cara menulis terlebih dahulu, kemudian membaca hasil tulisannya itu dengan bimbingan gurunya.

Metode FTL ini mulai digunakan sejak awal semester 2 Tahun Pelajaran 2016/2017, sejalan dengan program Baca Tulis Qur’an (BTQ) dan Tahfidz yang dicanangkan oleh Kepala MAN 2 Sragen. Metode ini diterapkan guna mendukung pelaksanaan BTQ tersebut.

BTQ dan Tahfidz dilaksanakan tidak hanya ditujukan untuk mengembangkan satu aspek saja yaitu kognitif, melainkan juga supaya mengembangkan aspek afektif dan psikomotorik. Dalam hal ini, metode FTL yang diterapkan bisa dikatakan memberikan pembiasaan-pembiasaan yang selaras dengan tiga aspek tersebut.

Kepala MAN 2 Sragen, Maryono mengatakan, “dengan metode FTL ini siswa dibimbing tidak hanya untuk menghafal, tapi juga supaya tahu bagaimana menulis Ayat Al Qur’an yang tepat sesuai kaidahnya, serta memiliki sifat yang bisa menempatkan sesuatu pada tempatnya”.

Selain meningkatkan kemampuan menulis alquran, menulis dengan metode FTL akan membentuk mentalitas yang berefek pada otak untuk membangun karakter yang telah ditanamkan oleh Alloh SWT secara interistik ke dalam diri manusia. Karena dengan menulis alquran, maka siswa tentu akan membaca alquran yang juga berdampak pada hati yang menulis.

“Karena metode ini baru diterapkan, kemampuan menulis arab anak memang belum begitu terlihat, namun dari perubahan karakter anak justru sudah lebih terlihat, seperti disiplin dan perbaikan perilaku anak,” ungkap Faisal.(fais-ira1/Wul).