081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Bulan Syawal Adalah Bulan Peningkatan Amal dan Kinerja

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Sragen – Bulan Ramadhan telah berlalu, namun sprit ramadhan hendaknya tidak pernah luntur. Demikian yang disampaikan Kepala Kankemenag Sragen H. Ahmad  Nasirin saat memberikan pembinaan kepada Kepala KUA, Kepala Madrasah Negeri, Penghulu, Penyuluh dan karyawan karyawati Kankemenag Sragen pada Senin (03/07) di Aula II Kankemenag Sragen.

“Walaupun Bulan Ramadhan telah usai, namun saya berharap agar kita semua tidak kehilangan spirit ramadhan” kata H. Nasirin. “Bahkan dengan masuknya datangnya Bulan Syawal kita harus lebih meningkat amalan dan kinerja kita, sebagaimana arti dari Syawal itu yakni peningkatan,” jelas H. Nasirin.

Secara etimologi, arti kata syawal adalah peningkatan. Hal itu merupakan target ibadah puasa. Pasca-Ramadan diharapkan orang-orang yang beriman meraih derajat ketakwaan, seorang Muslim yang terlahir kembali seperti kertas yang masih bersih, sehingga di bulan Syawal ini kualitas keimanannya mengalami peningkatan. Tidak hanya kualitas ibadah, tetapi juga kualitas pribadinya, yang selama di bulan Ramadan dilatih secara lahir batin.

Setelah pembinaan dari Kakankemenag Sragen, acara dilanjutkan dengan pengajian halal bihalal. Pengajian diisi oleh salah satu Penyuluh PNS Kankemenag Sragen, Drs. H. Suluri. Dalam ceramahnya H. Suluri menyampaikan pentingnya syukur dan hidup sesuai fithrah.

“Bentuk syukur yang terbesar adalah beriman kepada Rabbul ‘alamin, dan ia adalah bentuk bersyukur atas nikmat risalah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diutus sebagai rahmat terhadap seluruh manusia. Dan setelahnya adalah bersyukur atas tiap-tiap kenikmatan masing-masing, bahkan terhadap kenikmatan yang terkecil, meskipun tidak ada kenikmatan Allah yang kecil,” sampai Suluri.

“Dan bentuk kekufuran yang terbesar adalah kufur kepada Allah, maka tidak ada faedahnya bersyukur atas kenikmatan apapun jika dibarengi dengan kekufuran terhadap ajaran Islam,” sambungnya.

Acara diakhiri dengan saling bersalaman dan saling meminta dan memberikan maaf, dengan harapan agar kesalahan sesama dapat dihapuskan. (ira1/Wul)