Bekali Para Calon Pengantin dengan Materi Kesehatan Reproduksi

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Demak – Kurangnya edukasi terhadap hal yang berkaitan dengan reproduksi nyatanya bisa memicu terjadinya hal-hal yang tak diinginkan. Salah satu hal yang sering terjadi adalah karena kurangnya sosialiasi dan edukasi  penyakit seksual menular, kehamilan di usia muda, hingga aborsi yang berakibat pada hilangnya nyawa remaja.

Demikian diantara poin penting yang disampaikan oleh Olivia Zulva salah satu dokter yang dihadirkan sebagai nara sumber dalam kegiatan bimbingan perkawinan angkatan ke- 8 yang diselenggarakan oleh Seksi Bimas Islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Demak di Kecamatan Wedung Selasa, (06/04/2021),

Kegiatan dilaksanakan di salah satu ruangan gedung Madrasah Diniyyah Miftahul Ulum Kec. Wedung  diikuti oleh15 pasang calon pengantin atau 30 orang peserta dengan model lesehan. Yang mana dalam proses kegiatannya dibantu sepenuhnya oleh pegawai KUA setempat.

Adapun mayoritas peserta yang tidak lama lagi melaksanakan perkawinannya itu  dalam rentang usia 19 – 25 tahun.  Yang mana menurut tahapan pertumbuhan manusia berada pada tahapan dewasa awal.

Dari tanya jawab di sela-sela penyampaian materi, diketahui bahwa hampir semua peserta tidak pernah mendapatkan informasi yang benar tentang seluk-beluk kesehatan reproduksi. Kalaupun ada hanyalah sepenggal-sepenggal saja. Itupun diperoleh dari browsing di internet, menurut pengakuan dari beberapa peserta.

“Calon pengantin perlu memiliki pengetahuan seputar kesehatan reproduksi. Tak hanya untuk menjaga kesehatan dan fungsi organ tersebut, informasi yang benar terhadap pembahasan ini juga bisa menghindarkan kalian dari hal-hal yang tidak diinginkan,” kata Olivia.

Pada dasarnya peran orangtua merupakan satu hal yang penting dalam edukasi seksual pada remaja. Namun karena terbentur dengan budaya serta minimnya pengetahuan orang tua pada bidang ini, maka kecenderungannya mereka mendapatkan informasi yang sangat penting ini justru dari teman sebaya ataupun otodidak dari penelusuran di dunia maya.  

Nampaknya tema “Kesehatan Reproduksi” yang diangkat oleh pemateri hari itu cukup menarik sehingga suasanapun begitu hidup. Terbukti sebelum dibuka sesi tanya jawab peserta sudah mengajukan pertanyaan di sela-sela pemaparan.

“Bu dokter tanya, Apa benar bagi pasangan suami istri yang belum pernah mempunyai anak tidak boleh menggunakan kontrasepsi pil ataupun suntik ?  Kata orang itu bisa menyebabkan kemandulan,” tanya salah satu peserta yang kemudian dijelaskan dengan detail oleh pemateri.

Berakhirnya materi yang disampaikan oleh Olivia Zulfa dilanjutkan penyampaian materi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Demak, Asih Ariani. Ia mengangkat tema “Generasi berkualitas”.

Mengawali materinya ia membacakan sebuah narasi yang ia tayangkan dalam slidenya. “Nasib sebuah bangsa berada ditangan para generasi mudanya. Oleh sebab itu, suatu bangsa akan maju dan mandiri apabila generasi tuanya bersungguh-sungguh menyiapkan generasi muda yang cerdas, mandiri dan berkualitas, serta memiliki moral keagamaan yang baik,” bacanya.

“Pertanyaan selanjutnya, generasi yang berkualitas itu yang bagaimana?” tanyanya tanpa bermaksud meminta jawaban dari para peserta. Kemudian ia menjelaskan satu-persatu slide yang ia tayangkan. Sebagai seorang yang mempunyai latar pendidikan master di bidang kesehatan, maka pendekatan yang ia gunakanpun tidak lepas dari sudut pandang kesehatan. Ia banyak membahas tentang gizi ibu dan anak, periode masa pertumbuhan anak, persiapan sebelum,kehamilan, saat kehamilan dan pasca melahirkan dan sebagainya.

Sebagai informasi, selain pemateri dari praktisi kesehatan sebagaimana di atas, sebelumnya juga disampaikan materi dari interen Kementerian Agama sendiri. Salah satunya materi tentang kebijakan pemerintah terkait pernikahan,  yang disampaikan oleh Kasubbag TU, H. Nur Fauzi. (ms/qq)