MIN 1 Rembang — Dalam rangka menentukan calon Madrasah dan sekolah adiwiyata, tim penilai Adiwiyata tingkat kabupaten Rembang yang diwakili Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Rembang mengadakan monitoring kelayakan bakal calon Madrasah dan sekolah adiwiyata di MIN 1 Rembang pada hari Senin 16 Januari 2023.
Kehadiran tim tersebut didampingi oleh pengawas Madrasah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rembang, Abdul Aziz, yang juga termasuk salah satu asesor penilai Adiwiyata dan DLH Rembang, Rudi dan Eko. Kunjungan selama 3 jam tersebut diisi beberapa kegiatan salah satunya adalah paparan profil MIN 1 Rembang menyambut Adiwiyata oleh Kepala MIN 1 Rembang, Ahmad Fahimi.
“Hari ini kami mengadakan monitoring bakal calon sekolah madrasah Adiwiyata di tiga tempat dan MIN 1 Rembang ini yang terakhir sehingga kami memberikan waktu seluas-luasnya kepada bapak ibu guru MIN 1 Rembang untuk bertanya-tanya tentang program Adiwiyata,” ucap Rudi mengawali pembinaannya.
Rudi menjelaskan salah satu prasyarat madrasah atau sekolah adiwiyata yakni kebersihan kerindangan serta greget. Sedangkan secara teknis seluruh kegiatan harus melalui tiga tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. “Kami ingin menghilangkan stigma bahwa program Adiwiyata itu sesuatu yang menakutkan dan berbiaya besar, karena yang paling mendasar dalam program ini adalah gerakan peduli berbudaya lingkungan hidup di Madrasah,” ujar Rudi menambahkan.
Sementara itu Fahimi dalam paparan awal tentang profil MIN 1 Rembang menjelaskan langkah-langkah yang telah ditempuh untuk menuju calon madrasah Adiwiyata. Salah satunya adalah dengan menggencarkan program pengurangan sampah plastik, mengadakan penghijauan, menyadarkan wali murid untuk ikut aktif berperan serta masukkan rencana program Adiwiyata ini dalam RKA MIN 1 Rembang. “Insya Allah greget kami jangan diragukan lagi karena bagi kami terpilih atau tidak terpilih menjadi Madrasah calon Adiwiyata kami akan tetap berubah untuk menuju madrasah yang bersih rindang serta berbudaya lingkungan hidup,” ungkap Fahimi.
Yang menjadi skala prioritas MIN 1 Rembang saat ini adalah perubahan budaya dan tingkah laku warga Madrasah untuk lebih sadar dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.
Di sisi lain Abdul Aziz sebagai pengawas Madrasah MIN 1 Rembang menjelaskan bahwa Adiwiyata bisa dilakukan dengan anggaran yang sekecil mungkin, tergantung bagaimana strategi Madrasah dalam meningkatkan partisipasi warga masyarakat sekitar serta aktivitas akademika madrasah. “Kreativitas kesulitan dan kebersamaan serta inovasi adalah hal yang harus dilakukan agar permasalahan anggaran tidak menjadi momok bagi calon madrasah atau sekolah adiwiyata,” ungkap Abdul Aziz.
Ia juga memotivasi agar MIN 1 Rembang bisa mengikuti jejak MIN 2 yang telah terlebih dahulu menjadi Madrasah calon Adiwiyata. – fahim/iq/rf