Sragen – Guna meningkatkan pemahaman keagamaan dan peningkatan ibadah di Bulan Ramadhan, Kelompok Kerja Penyuluh Agama Islam (Pokjaluh) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sragen menyelenggarakan Kajian Ramadhan di aula Kankemenag Kabupaten Sragen. (Rabu, 13/04)
Peserta Kajian adalah Kepala KUA, MAN, MTsN, MIN, PAIF, Pengawas Madrasah dan PAI, Perwakilan Penyuluh Agama Islam Non PNS dan ASN Kankemenag Kabupaten Sragen, selaku moderator Achmat Darussalam Penyuluh Fungsional Kankemenag Kab. Sragen. Kajian kali ini menghadirkan akademisi dari IAIN Raden Mas Said Surakarta, Syamsul Bakri dengan mengambil tema “Menyiapkan Generasi Kritis dan Inovatif dengan Pendidikan Islam Transformatif”.
Syamsul Bakri menjelaskan bahwa dalam kitab Ihya Ulumuddin tahapan pendidikan itu ada 5 tahapan. “Tahap pertama Al Hifdzu dilanjutkan Al Fahmu, Al Ittiqod, Al Iqon, dan terakhir At Tashdiq,” ungkap Syamsul.
Selanjutnya Syamsul juga menyampaikan bahwa Pendidikan Islam Transformatif itu mencangkup 3 hal. Pertama Pendidikan Islam yang konsisten mengakses perubahan dengan tetap berpijak pada nilai-nilai dasar yang terkandung dalam habitatnya, mengubah masyarakat yang berbudaya statis menuju kebudayaan yang dinamis dan progresif, pendidikan islam yang mampu mentransformasikan doktrin samawi dalam perubahan masyarakat.
Sementara itu, Kasi Bimas Islam Kankemenag Sragen ketika dimintai komentarnya tentantang Kajian Ramadhan yang diinisiasi para Penyuluh Agama mengungkapkan terimakasih kepada para penyuluh yang telah melaksanakan acara tersebut.
“Kajian Ramadhan adalah kegiatan yang perlu dilestarikan sebagai upaya peningkatan kompetensi ASN terutama di lingkungan Kankemenag Kabupaten Sragen, ini juga untuk meningkatkan wawasan beragama para ASN,” ungkap Erfandi.
Erfandi juga menyampaikan bahwa berdasar pengamatannya, kajian yang dilaksanakan sudah bagus. Materi yang disajikan sudah cukup bagus, seperti nikah beda agama yang viral di media sosial sehingga ASN memahami ketika ada pertanyaan di masyarakat, persepsi masyarakat selama ini ASN Kemenag itu faham berbagai hal dan menjadi tumpuan pertanyaan di masyarakat.(dewi/Sua)