Rembang – Kasubdit Pembinaan Jemaah Haji Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag RI, Khalilurrahman menyayangkan penarikan setoran awal Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) sebesar Rp25 juta oleh calon haji di sejumlah daerah. Penarikan tersebut dengan dalih untuk menunaikan umrah.
Hal itu dikemukakan oleh Khalilurrahman dalam kegiatan Sapa Jamaah Tunggu yang digelar oleh Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah pada Rabu (7/12/2022) di Hotel Gajahmada, Rembang.
Dikatakan Khalil, hal tersebut tidak seharusnya dilakukan oleh calon haji. Dia mengatakan, dengan bertambahnya calon jemaah haji justeru akan menjadi pertimbangan bagi pemerintah Arab Saudi untuk menambah kuota haji. “Di beberapa daeraha da fenomena calon haji menarik dana setoran awal haji untuk umroh. Padahal apabila calon jemaah haji di Indoenesia semakin banyak, akan bisa menambah jumlah kuota haji. Karena itu, calon haji sebaiknya tidak menarik dana haji,” kata Khalil.
Dia mengatakan, apabila calon haji sakit atau meninggal dunia, maka bisa dilakukan pelimpahan porsi haji kepada ahli waris, yaitu ayah/ibu kandung, saudara kandung dan anak kandung. “Dananya jangan ditarik, tapi dilimpahkan saja porsinya ke ahli warisnya,” saran Khalil.
Pada acara ini, Khalil mengimbau kepada masyarakat untuk menanamkan niat haji dari sekarang. “Tanamkan niat sungguh-sungguh dan disertai ikhtiar maka akan terlaksana kita untuk ke tanah suci,” kata Khalil dilanjutkan dengan memberikan doa untuk bisa berangkatke tanah suci.
Acara ini menghadirkan narasumber Anggota Komisi VIII DPR RI, Sri Wulan dan moderator Kepala Bidang PHU Kemenag Jateng, Ahyani. Sri Wulan mengatakan, pihaknya mengapresiasi usaha Kemenag RI yang melobi pemerintah Arab Saudi terkait penyelenggaraan ibadah haji di masa pandemic Covid tahun 2022. “Kita berdoa semoga kuota tahun 2023 bisa terpenuhi 100 %,” tuturnya. — iq/rf