Sragen-Dewasa ini banyak kejadian pergaulan bebas yang terjadi di kalangan remaja. Tidak hanya melanda remaja kota namun juga sudah menghinggapi remaja di pedesaan. Hal tersebut berasal dari eksploitasi seksual pada media yang ada di sekeliling kita. Eksploitasi seksual dalam video klip, majalah, televisi, film dan media sosial ternyata mendorong para remaja untuk melakukan aktivitas seks secara sembarangan di usia muda.
“Jauhilah pergaulan bebas atau free sex karena itu adalah salah satu dosa besar dan akan menyakiti hati orangtua kalian”, pesan Muhammad Nursalim, Kepala KUA Kecamatan Tanon saat memberikan penyuluhan kepada 300 an siswa kelas XII SMKN Mondokan dengan tema “Sex bebas Yes or No” di Aula SMKN Mondokan Jumat (07/04).
Penyuluhan yang diadakan Forum Komunikasi Penyuluh Agama Islam (FKPAI) Kecamatan Mondokan dan SMK N Mondokan ini dilaksanakan tepat sehari setelah pelaksanaan UNBK untuk tingkat SMK. Kegiatan ini dilatarbelakangi keprihatinan Kepala SMKN Mondokan, Sutikno terhadap model pergaulan remaja saat ini.
“Saya sangat khawatir kalau nanti kalian setelah lulus dari sekolah ini akan terjerumus pergaulan bebas, apalagi kalau nanti kalau kalian bekerja di kota besar”. Dengan adanya penyuluhan keagamaan ini saya berharap semakin mendalami agama untuk bekal kalian” terangnya.
Awal mula seorang remaja terjerumus ke dalam pergaulan bebas adalah salah bergaul dan mudah terpengaruh oleh temannya yang tidak benar. Kebanyakan remaja ingin di puji dan di katakan gaul oleh teman-temannya tanpa memikirkan dampak dan akibat yang berkelanjutan. Maksud dari salah bergaul adalah bukan berarti kita harus memilih milih dalam bergaul, kita boleh saja bergaul dengan siapa pun asalkan kita jangan mudah terpengaruh dan tetap berpegang teguh kepada norma-norma agama dan norma hukum yang berlaku, karena gaul tidak harus melakukan seks bebas.
Nursalim juga menyampaikan bahwa pernikahan itu sesuatu yang sakral, tetapi kalau sebelumnya telah melakukan seks bebas tentu kesakralannya akan hilang. “Perilaku sex bebas itu selain dosa besar dan menyakiti orangtua, juga akan menghilangkan kesakralan pernikahan, bahkan malam pertamanya akan terasa hambar”, jelasnya.
Para siswa yang hadir merasa sangat senang dengan kegiatan yang diadakan FKPAI ini, karena dengan penyuluhan ini diketahui bagaimana cara perilaku remaja yang benar sesuai tuntunan agama.(asep/ira)