MTs Al-Anwar Usung Tema Adiwiyata dalam Karnaval HUT Ke-77 RI

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Sarang (20/8/2022) – Lingkungan menjadi permasalahn yang cukup serius saat ini. Karena itu, semua pihak harus berperan untuk mengatasinya, termasuk madrasah. Hal inilah yang tengah dilakukan oleh MTs Al-Anwar, Sarang Rembang.

Pada perhelatan karnaval Raya Peringatan HUT ke-77 RI, MTs Al-Anwar mempersembahkan penampilan siswa-siswinya dengan tema Sekolah Adiwiyata. Karnaval ini digelar pada Sabtu (20/8/2022).

Makhis selaku ketua pelaksana karnaval MTs Al Anwar Sarang mengatakan, tema ini diusung untuk mengampanyekan gerakan sekolah ramah lingkungan. “Tujuannya agar masyarakat setempat mampu mendapatkan inspirasi tentang pola hidup sehat dan inovasi daur ulang barang bekas, sehingga dapat dimanfaatkan kembali menjadi barang-barang yang bermanfaat,” kata Makhis di sela-sela karnaval..

Karnaval ini diikuti oleh kurang lebih 329 siswa dan dewan guru MTs Al Anwar Sarang. Formasi barisan dibuat apik dengan dipimpin oleh drumband group dan diikuti barisan-barisan berkostum menarik. Mulai dari barisan berkostum daur ulang, barisan pembawa poster-poster persuasi yang menyuarakan ajakan untuk hidup sehat, hemat energi, dan ramah lingkungan.

Kemudian diikuti barisan kostum pakaian adat yang menggambarkan kemajemukan masyarakat Indonesia. “Pakaian-pakaian ini juga dibuat dengan bahan-bahan sederhana oleh para siswa, yang kemudian dikreasikan menjadi model pakaian adat. Siswa dengan kostum pejuang, kostum santri dan kostum profesi berada pada barisan penutup,” terang Makhis.

Sebagai ikon Sekolah Adiwiyata, MTs Al Anwar Sarang membuat kincir air sebagai energi terbarukan yang dibuat dari perabotan bekas yang ditemukan di halaman madrasah yang kali ini sedang melangsungkan pembangunan.

“Kami berharap, karnaval dengan tema Adiwiyata ini dapat memberi pembelajaran bagi siswa pada khususnya dan masyarakat pada umumnya agar lebih menjaga kelestarian lingkungan hidup. Selain itu juga mampu berpikir inovatif dalam menjadikan bahan bahan yang semula tidak bernilai seperti sampah sampah yang ada di sekitar kita dapat diolah menjadi hal hal yang memiliki nilai kreativitas atau bahkan memiliki nilai jual,” pungkas Makhis. – makhis/iq/rf