081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Pengambilan Air Suci Waisak Tahun 2017 di Umbul Jumprit Temanggung

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Temanggung (Buddha)- Perayaan Tri Suci Waisak ke 2561 Buddhis Era yang jatuh pada tanggal 11 Mei tahun 2017 yang diselenggarakan oleh Walubi dilaksanakan dengan berbagai rangkaian kegiatan. Dari rangkaian kegiatan yang telah diselenggarakan dari tanggal 30 April s.d. 11 Mei 2017 terdapat agenda rutin pengambilan air suci dari Umbul Jumprit Kabupaten Temanggung (9/5).

Acara yang diikuti oleh seluruh Majelis agama Buddha yang tergabung dalam wadah Walubi ini, dihadiri oleh Sutarso yang mewakili Dirjen Bimas Buddha Kementerian Agama RI, Handoko selaku perwakilan dari Walubi, para bhikkhu anggota sangha yang tergabung dalam wadah Walubi, dan sekitar 300 umat Buddha yang hadir melaksanakan pengambilan air suci di Umbul Jumprit.

“Makna air suci adalah sebagai simbol kerendahan hati dan kedamaian”, ucap Sutarso dalam sambutannya, dia berharap semangat melaksanakan ajaran Buddha selalu di tanamkan dalam diri setiap individu umat Buddha melalui praktik kerendahan hati seperti halnya air yang selalu bergerak dari tempat tinggi menuju ke tempat yang lebih rendah.

“Sifat air yang terus menerus bergerak menyesuaikan diri sesuai tempatnya ini selayaknya menjadi inspirasi bagi seluruh umat Buddha agar senantiasa berusaha membawa diri sebaik-baiknya dan menyesuaikan diri dimanapun berada” tegasnya.

Sutarso berpesan bahwa dalam hidup bermasyarakat sudah selayaknya umat Buddha membawa sikap dan sifat kerendahan hati, sehingga dengan kondisi dan situasi yang ada di tengah-tengah masyarakat umat Buddha senantiasa mampu menahan diri dan dapat memberi contoh agar dapat menikmati segala kondisi dengan batin yang bersih dan penuh ketenangan.

Banyak hal yang baik dan buruk berkembang ditengah-tengahdan  masyarakat, tetapi manakala kita tetap menghadapi dengan penuh penyadaran dan sikap merendah maka tidak akan pernah terjadi gesekan yang sering kali menimbulkan perdebatan dan permusuhan di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat.

Kegiatan pengambilan air suci ini dipimpin oleh anggota sangha dengan terlebih dahulu membacakan Paritta, Sutra, dan Mantra dan kemudian melaksanakan pengambilan air dan mengisikan didalam kendi, yang kemudian diikuti oleh seluruh umat yang hadir. Setelah air dikemas dalam kendi dan wadah khusus kemudian air suci dibawa dan disemayamkan di Candi Mendut Kabupaten Magelang yang nantinya akan dibawa dalam prosesi menuju Candi Borobudur. (siswanta/Wul)