Salatiga — Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah melalui Subbag KUB menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) dan Pembinaan KUB bagi Tim KUB Kemenag Kab/Kota se Jawa Tengah di Aula Lantai 3 Kanwil Kemenag Prov Jateng, Kamis (20/5).
Tampak hadir Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Prov. Jateng, H.Mustain Ahmad; Kabag TU, Fajar Adhy Nugroho; Kabag Ortala dan KUB, Nur Cholis dan Pelaksana, Zaimatul Chasanah.
Kabag TU Kanwil Kemenag Prov Jateng, Fajar Adhy Nugroho mengatakan Tim Pengendali Kerukunan Umat Beragama Kanwil Kemenag Prov Jateng mempunyai tugas melakukan pengumpulan data, informasi dan bahan keterangan,melakukan pendataan, pemetaan dan analisis potensi konflik keagamaan di wilayah masing-masing sebagai bahan pembinaan, pencegahan dan/atau penanganan konflik keagamaan.
Ditambahkan oleh Fajar,setiap anggota tim pengendali Kerukunan Umat beragama berkewajiban melaporkan hasil pelaksanaan tugas secara periodik bulanan kepada Kepala kanwil Kemenag Prov Jateng.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, H.Mustain Ahmad saat membuka rakor dalam pengarahannya mengatakan bersyukur Jawa Tengah termasuk daerah yang dilindungi dan dikaruniai perlindungan oleh Allah SWT termasuk daerah yang rukun, kalau ada persoalan yang menganggu kerukunan kita ataupun ada gesekan-gesekan kecil bisa diatasi dengan baik. Ini berkat hasil kerja keras dilapangan.
“Saya ucapakan terimakasih atas intensitas dan komunikasi kita oleh tim pengendali KUB dengan FKUB dan tokoh lintas agama di daerahnya masing-masing menjadikan Jateng gayeng yang majeng. Ini adalah gayeng yang semakin hari semakin baik dari waktu ke waktu salah satunya tentang Kerukunan Umat Beragama, makakala salah satunya indikasi Kerukunan Umat Bergama, Jateng mendapat penghargaan dari Menag Harmony Award , bagian dari keberhasilan FKUB Jateng didalam menyerukan dan menggelorakan kerukunan di Jateng. Termasuk di daerah Sragen, FKUB Kota Semarang dan Pemerintah kota Semarang, Pemerintah Kota Surakarta dan juga Kota Salatiga mendapat kota Tertoleran se Indonesia. Ini menjadi penyemangat bagi kita semua di Jateng tidak jauh berbeda dan diluar Jateng bahwa kerukunan bisa dilekola dengan baik,” tutur Mustain.
Dijelaskan oleh Mustain, bisa jadi kerukunan itu bukan indititas mati setelah selesai berhenti disitu, tapi indititas dinamis, belum tentu sekarang rukun tahun depan rukun maka kita perlu meningkatkan deteksi dini yang akan mengganggu bisa kita ambil antisipasi sehingga tidak bisa meledak.
“Hal ini harus tuntas dulu pada diri kita. Maka tokoh FKUB tidak hanya sekedar menjadi duta komunitas agamanya di FKUB tetapi menjadi duta di dilingkungannya. Semangat kerukunan yang harus kita bangun, “ pungkas Mustain (Humas/Khusnul-Fitri).