Kakankemenag Salatiga  Sampaikan Khutbah Idul Adha Di Lapangan Pancasila

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Salatiga — Cuaca cerah menyelimuti Kota Salatiga, masyarakatnya berbondong bondong datang ke Lapangan Pancasila untuk mengikuti pelaksanaan  sholat Idul Adha yang digelar Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Kota Salatiga,Minggu (10/7/22).

Tampak hadir Kepala Kantor Kementerian Agama kota Salatiga, Pj. Walikota, Forkompinda dan ratusan umat muslim di Kota Salatiga.

Adapun Imam Sholat Idul Adha dari Penyuluh Agama Islam Fungsional H.M. Mudatsir, M.Si sedangkan Khotib Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Salatiga, H. Taufiqur Rahman, S.Ag. M.Si.

Kakankemenag kota Salatiga, H. Taufiqur Rahman dalam khutbahnya yang bertema Menumbuhkan kesadaran beribadah dan semangat berkorban menyampaikan ada dua ibadah penting yang menyertai hari raya Idul Adha yakni ibadah haji dan berkurban. Ibadah Haji mengandung hikmah dan pelajaran yang banyak bagi kaum muslimin sejak dari niat ihram dari miqat makani, jamaah haji melafalkan talbiyah.

“Talbiyah merupakan jawaban setiap jamaah haji atas panggilan Allah untuk menuaikan ibadah haji. Talbiyah juga berisi pernyataan pengakuan atas ke Maha Esaan Allah SWT yang bagiNya layak untuk mendapatkan pujian karena semua kenikmatan berasal dari Allah dan kekuasaan adalah milikNya,” tutur Taufiq.

Labih lanjut Taufiq mengatakan pelajaran lain dari Idul Adha adalah semangat berqurban. Dorongan berqurban sejatinya adalah dorongan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Cakupannya  sangat luas sehingga apapun yang kita lakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah, baik berupa materi maupun non materi dapat dikategorikan sebagai implementasi qurban.

“Ketulusan dalam berqurban menjadi tolak ukur diterimanya qurban,” jelas Taufiq.

Selanjutnya Taufiq mengatakan menurut Imam Al-Ghazali, pembagian hewan qurban dibagi menjadi tiga bagian. Sepertiga untuk dimakan sendiri, sepertiga untuk hadiah dan sepertiga untuk shadaqah. Pembagian semacam ini adalah menunjukkan betapa pentingnya kepedulian sosial. Masih banyak disekitar kita orang-orang yang membutuhkan uluran tangan agar bisa keluar dari himpitan ekonomi sehingga bisa mengenyam pendidikan dan kehidupan yang layak.

“Ajaran qurban mengasah ketajaman dan kepekaan emosional kita sehingga ringan membantu sesama. Kepedulian pada sesama dapat menciptakan suasana saling mengasihi dan menyayangi serta dapat menekan tingkat kecemburuan sosial,”pungkas Taufiq. (Humas/khusnul-Fitri)